Abu Mihjan, sang Pecandu Khamr yang Merindukan Syahid

Abu Mihjan, sang Pecandu Khamr yang Merindukan Syahid

Price:

Selengkapnya »


Seberat apapun cobaan  atau musibah yang anda hadapi, Jangan pernah berputus asa dengan rahmat Allah. Bagi anda yang pernah melakukan dosa dan maksiat, seberapa hebatpun kejahatan atau kesalahan yang pernah anda lakukan, marilah kita bertaubat kepada Allah. Mungkin anda pernah terperosok kedalam jebakan narkoba dan membuat anda susah untuk meninggalkan kebiasaan anda keluar dari pengaruh narkoba, minum khamar dan sebagainya.

Kalau kita melihat kembali dari lembaran-lembaran sejarah disisi Rasulullah SAW, ada sebuah Kisah dari seorang sahabat yang dikenal dengan panggilan abu mihjan, abu mihjan adalah panggilan dari ayahnya mihjan, sudah menjadi adat kebiasaan orang arab untuk memanggil nama dengan sebutan abu dari anaknya yang pertama. Rasulullah SAW juga dikenal dengan panggilan abu qosim.

Abu mihjan adalah seorang sahabat yang berasal dari bani tsaqif. Mereka adalah suku yang terkenal dengan keras fisiknya, juga keras kepalanya. Mereka termasuk kelompok yang paling terakhir masuk islam dan mereka termasuk yang tidak ikut hijrah bersama Rasulullah. Mereka baru masuk islam pada tahun ke 9 Hijriah setelah Kaum muslimin berhasil merebut kembali kota Mekkah dari kaum musrikin.

Abu mihjan mempunyai kebiasaan minum khamar seperti halnya orang aceh yang terbiasa dengan minum kopi. Dimanapun dan kemanapun mereka pergi khamar menjadi minuman layaknya kopi bagi orang aceh. Dalam keadaan senang atau sedih mereka selalu terbiasa dengan minum khamar. Minum khamar sudah menjadi kebiasaan yang sudah mendarah daging dan sangat sulit untuk ditinggalkan walaupun abu mihjan sudah masuk islam. Dia termasuk yang paling susah untk meninggalkan khamar.

Sepeninggal Rasulullah SAW,  dimasa Umar bin Khattab, tertulis dalam catatan sejarah, abu mihjan pernah 4 kali dihukum cambuk dengan 40 kali cambuk dikarenakan kedapatan minum khamar. Kemudian Umar bin khattab menyuruh salah satu pasukannya untuk mengasingkan abu mihjan. Namun ditengah perjalanan abu mihjan berhasil melarikan diri  ke kota Qadisiyah yang waktu itu gubernurnya adalah Sa'ad bin abi waqqas. Kemudian Umar memerintahkan Sa'ad bin abi waqqas untuk menangkap dan memenjarakan Abu mihjan. Waktu itu abu mihjan berhasil ditangkap dan dipenjarakan oleh Saad bin abi waqqas karena kedapatan meminum khamr.

Disaat Abu mihjan berada dalam penjara, terjadilah  perang Qadisiyyah dimana kaum muslimin diserang oleh kaum majusi Persia dalam upaya ekspansi wilayah. Perang yang sangat sulit dan berat ketika itu terjadi sampai beberapa hari lamanya. Abu mihjan yang ketika itu berada dalam penjara  mendengarkan kabar bahwa orang islam sedang berperang bertempur melawan orang majusi persia. Dalam kesedihannya, Abu mihjan bersenandung dalam bahasa untaian syair.

Alangkah ruginya aku, disaat orang lain berusaha merebut syahid, sedangkan aku berada dipenjara, aku tidak bisa berbuat apa-apa. 

Dia memang pecandu khamr, namun bukan berarti dia tidak berusaha keras untuk meninggalkan kebiasaannya itu, Dia tidak pernah berputus asa dengan rahmat Allah. Dia selalu berusaha keras untuk bertaubat kepada Allah. Dia masih terus berusaha untuk mendapatkan Rahmat Allah. Dia menginginkan perang itu. Dia sangat merindukan menjadi syahid.

Disaat dia melihat ada kesempatan untuk syahid, dia merasa sedih seakan-akan dia merasa kenapa dia tidak diikutkan berperang. Disaat itu dia berusaha untuk keluar dan ikut berperang melawan kaum musrikin. Dan diapun memanggil istri Saad bin abi waqqas, dan dia mengatakan kepada istri saad bin abi waqqas :

Tolonglah aku, pinjamkanlah aku kuda sa'ad bin abi waqqas keluarkanlah aku dari penjara hanya waktu perang saja dan ijinkanlah aku untuk ikut berperang. Demi Allah, aku berjanji seandainya aku tidak syahid dalam peperangan nantinya, saya akan kembali ke penjara.

Setelah melihat keteguhan hati abu mihjan, akhirnya istri saad bin abi waqqas meminjamkan kuda sa'ad yang bernama si Balqa dan mengijinkan abu mirjan untuk berperang.

Disaat perang sedang berkecamuk, saad bin abi waqqas melihat seorang pendatang baru mengendarai kuda dengan memakai kain penutup wajah dan masuk kedalam medan pertempuran. Dan saad bin abi waqqas tidak mengetahui bahwa itu adalah abu mihjan yang dia penjarakan.

Abu mihjan dikenal sangat lihai dalam memainkan pedang, karena dia berasal dari  dari bani tsaqif yang terkenal dengan kelihaiannya dalam berperang. Saad bin abi waqqas menyaksikan kehebatan abu mihjan dalam berusaha merebut syahid tanpa ada rasa takut sedikitpun. 

Akhirnya kaum muslimin berhasil memenangkan peperangan setelah perjuangan yang sangat berat dan abu mihjan pun tidak syahid. Menjelang malam, abu mihjan pun kembali ke dalam penjara seperti apa yang dijanjikannya. Dia kembalikan kudanya sa'ad bin abi waqqas.

Di pertengahan malam, sa'ad bin abi waqqas pulang kerumah. Istrinya  bertanya kepada sa'ad, bagaimana keadaan perang. Wahai istriku, Alhamdulillah kita berhasil memenangkan peperangan, tapi anehnya aku tadi melihat dari kejauhan ada seorang yang berkuda ikut berperang dengan kehebatannya memainkan pedang. Dia seperti dari kaum bani tsaqif yang terkenal dengan kehebatannya dalam berperang. Mereka tidak hanya pandai memainkan pedang, tapi juga kreatif dalam membuat senjata lain seperti "manjaniq",sebuah alat  pelempar batu. Dan aku mengira dialah abu mihjan, tapi aku tidak yakin dia adalah abu mihjan.

Benar wahai suamiku, dialah abu mihjan. Aku yang melepaskannya untuk ikut berperang merebut syahid dan dia berjanji akan kembali ke penjara jika dia tidak syahid dalam peperangan. 

Disaat itulah Sa'ad bin abi waqqas datang kepenjara dan menanyakan kepada abu mihjan, benarkah engkau yang tadinya ikut berperang. Benar ya sa'ad bin abi waqqas. Dan ketika itu juga sa'ad mengatakan kepada abu mihjan, karena keinginan kuatmu untuk bertobat, hari ini aku melepaskan kamu dan membebaskan kamu dari hukuman cambuk.

Kemudian apa jawabnya abu mihjan, wahai sa'ad bin abi waqqas, ketahuilah mulai hari ini aku berhenti meminum khamar bukan karena takut akan cambukanmu, tapi aku ingin menemui Allah dalam kebaikanku

Semenjak hari itu dia taubat dan dalam keteguhan hatinya tidak kembali meminum khamar. Dan dia tercatat dalam sejarah meninggal dalam keadaan syahid dalam perang perang berikutnya.

Kisah ini adalah sebuah contoh untuk tidak berputus asa untuk mendapatkan surga Allah. Jangan pernah merasa kita tidak bisa kembali bertaubat kepada Allah.

Berusahalah...

Wallahualam bi sawwaf








0 Reviews